Cermin

I miss you by Marco Escobedo  Art / Design
Kita tidak dapat berpaling muka bahwasanya kita hidup dalam ketidak samaan dalam berbagai hal dalam kehidupan kita sehari hari, adanya berbagai perbedaan yang merupakan pelangi dalam kehidupan baik dalam lingkungan sosial maupun dalam lingkungan rumah tangga kita, seolah olah kita melihat refleksi diri sendiri dalam sebuah cermin, memantulkan gambaran diri seolah olah tanpa cacat cela menurut pandangan mata kasat sesuai dengan selera atau keinginan hati kita sendiri.


Hal ini mencerminkan keinginan hati akan terwujudnya langkah menuju pencapaian kesempurnaan  dalam kehidupan, ketidakpuasan diri merupakan suatu faktor pencetus yang utama, sehingga menimbulkan rasa kurang bersyukur atas semua hikmat karena kasih karunia Allah dalam kehidupan kita.

Gejolak hati ini terkadang menimbulkan tindakan yang tidak rasional dan bertentangan dengan hati nurani yang terinjak injak dan tertimbun dalam sampah moral, menghardik rasa malu dan mengarah pada mengabaikan berkat dan hikmat yang telah Allah berikan, seakan terbuai dalam mimpi indah dan lupa terjaga kepada kenyataan bahwa masih ada norma yang menjadi tuntunan kehidupan.

Menjadi lupa diri bahwa ada keterbatasan dalam diri kita yang tidak dapat kita wujudkan dengan memaksakan diri, sehingga pada akhirnya  tidak dapat menerima kenyataan untuk mencapai sosok bayangan kehidupan alam maya yang tidak kasat mata, dan beranggapan pula bahwasanya kesemua itu adalah sebahagian dari anugerah.

Secara mendasar kita hidup dalam perbedaan sesuai dengan rencana Allah sejak awalnya, baik kita menyadarinya ataupun tidak, tetapi hendaknya janganlah menjadi alasan untuk menghadirkan pertentangan yang tidak berkesudahan yang mengarah pada pertikaian yang mungkin pada akhirnya dapat menimbulkan penyesalan di kemudian hari  baik pada diri kita sendiri, keluarga maupun  terhadap sesama, karena sesungguhnya mewujudkan kerukunan adalah hal utama dalam kehidupan sebagai bentuk dari kasih mula mula,  yang mulai terlupakan dan tersingkir oleh keserakahan dan ketidakpuasan individu dengan memperhatikan adanya ketimpangan sosial yang hadir dalam realita kehidupan tanpa melihat gender dan tingkatan tatanan sosial yang hadir karena adanya ketidakmampuan dalam mengendalikan gejolak batiniah individu, dan mulai terperosok dalam kemandulan kepedulian.

Cerminan kehidupan yang membuat kegelisahan hati nurani mengharap semua kekelaman kabut akan segera berlalu menuju cerahnya kehadiran sinar mentari menyapu awan kelabu menghapus badai menenangkan gejolak.






 











Comments

Popular posts from this blog

The Bread Of Life

The abundance of blessing

How Great Is Our God