Doa Yang Dijawab Tuhan

Sering kali kita berpikir bahwasanya Tuhan tidak menjawab doa yang kita panjatkan padanya, demikian pula dengan kegetiran dan kekecewaan dalam hati kita apabila Tuhan kembali tidak menjawab doa kita dimana saat itu kita benar benar membutuhkan pertolongan dan uluran tanganNya, sering kali pula hal ini menawarkan hati kita dan membuat kita mundur dan menjauh seolah olah kita berusaha untuk melarikan diri dari hadapanNya dan berusaha untuk meninggalkan bahkan berpaling dari padaNya, merasa seolah olah kita tidak mengenalNya.


Apakah memang Benar Tuhan tidak mendengar sehingga Dia tidak menjawab doa yang kita panjatkan ke HadiratNya ataukah Tuhan sudah tuli atau mungkin Tuhan sedang tidur karena lelah berkepanjangan tangan menolong umatNya?, tentunya timbul pertanyaan pada saat kita merasa kecewa dalam kesempitan yang amat sangat menghimpit dalam kehidupan,  mungkin
membuat kita merasa bosan untuk berdoa karena Tuhan tidak pernah menjawabnya atau memang Tuhan telah merasa bosan untuk menjawab doa kita.

Sebenarnya tidaklah demikian adanya doa yang kita panjatkan kehadirat Tuhan dapat kita masukkan atau kita bagi dalam dua faedah sesuai dengan keikhlasan ketakwaan kekhusyuan dan pengharapan yang tersalurkan melalui benang benang doa yang terpancarkan kehadirat Arays Yang Maha Agung seru sekalian alam yang dilandasi oleh keimanan, kecintaanNya kepada Sang Khalik.

Faedah atau keutamaan doa yang pertama dapat dimasukkan dalam doa yang bersifat kedagingan semata yang tersirat pada saat kita dalam keadaan sedemikian rupa tertekan dan terpojokkan oleh keadaan secara spontanitas  timbul dari suatu keadaan yang berputar dalam pikiran tersirat dan tercetus laiknya untaian kata puisi indah seorang penyair atau dendang harmony sebuah symphoni dan hanyalah merupakan keluh kesah belaka sebagai refleksi dari kekecewaan ketidak berdayaan kita dalam menghadapi pencobaan yang menimpa atau terjadi dalam kehidupan kita yang terjebak dalam suatu sirkumtansi, yang tentunya menjadi pertanyaan ataupun permasalahan adalah apa sebenarnya isi atau permohonan yang tersirat dalam doa sedemikian rupa dan mungkinkah  akan mendapat jawaban karena hanyalah merupakan permohonan yang mendasar pada keluh kesah akan ketidak berdayaan menghadapi permasalahan, pencobaan serta ujian yang Tuhan berikan, cenderung dikatakan sebagai luapan ketidak mampuan insan sebagi refleksi gubuk reyot yang tak berlandaskan iman, dan berdinding bilik rapuh tanpa hiasan dinding pengharapan yang beratapkan rumbia compang camping hikmat tanpa disertai berkat yang hanya terselubungi kehampaan dan kesia-siaan belaka.


Adapun keutamaan doa yang kedua lebih cenderung tercetus dari dalam lubuk hati yang paling dalam yang secara spontanitas tersembur keluar laiknya mata air yang mengalir tanpa terbendung dalam alur riak tampa tatanan  tersalurkan dalam alunan gemericik riak air terseok dari hulu hingga menuju muara,  dengan didasari oleh iman mungkin sebagian orang mengilustrasikannya sebagi berdoa didalam roh, berhiaskan pengharapan akan curahan hikmat yang disertai oleh berkat rohani dilengkapi dengan berkat jasmani, dalam jalinan sutera halus lembut harmonis dengan Sang Khalik, bukan keluh kesah yang terpanjatkan melainkan jalinan kasih pengharapan yang teruntai bak untaian mutiara kemilau gemerlap berbinar bias keindahannya berbaur dengan pancaran sinar kharisma Illahi.


Doa yang hakiki dapat dikatakan sebagai doa yang timbul dari hati bukan dari pikiran, yang terbentuk secara mendasar oleh karena adanya iman disertai pengharapan yang menghasilkan tindakan, bukan karena adanya refleksi pikiran yang timbul secara mendasar oleh karena adanya kekecewaan ketidakberdayaan keputusasaan atau lainnya,  yang hanya terucap sebagai keluh kesah dan bukanlah sesuatu yang mencerminkan suatu pengharapan yang didasari oleh iman. Tentu pada akhirnya akan disertai dengan tindakan bahwasanya apa yang terucap oleh lidah adalah ucapan yang bersifat berkat adanya melainkan bukan semata kutuk adanya, dan apa yang terbersit dari dalam pikiran pun merupakan hikmat adanya melainkan bukan semata kesia-siaan belaka.


Tersirat sebagai pengharapan seorang hamba.


Comments

Popular posts from this blog

What Is Your True Purpose

The Teeter - Totter Syndrome

The God Who Saves