Kemunduran Nilai Mental dan Spiritual

Don't look back..... by ctberney


"Seorang siswa SD di Cinere, Depok, menusuk temannya hingga sekarat pada Kamis lalu. AMN, 13 tahun, menusuk Saiful Munif, 13 tahun, dengan pisau dapur sebanyak delapan kali di Jalan Puri Pesanggrahan 1, perumahan Bukit Cinere Indah, Depok. Kejadian berawal ketika pelaku tidak terima saat Syaiful meminta agar telepon seluler yang telah diambilnya  pada Kamis, 16 Februari 2012 dikembalikan. AMN akhirnya menjemput korban di rumahnya dan mengajak bersama-sama berangkat sekolah. "Di sanalah Syaiful ditusuk. Ia ditemukan oleh satpam perumahan, di dalam selokan," (Tempo, jumat 12 feb 2012)



Sungguh sangat mengejutkan hati membacanya, untuk usia anak SD yang seharusnya dalam masa usia sekolah belajar meniti masa depan, tetapi itulah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri dalam realita kehidupan.

Apa yang sebenarnya telah terjadi ?, apakah ini termasuk dalam kemunduran nilai mental dan spiritual yang dominan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi ketidak mampuan orang tua dalam menyuguhkan porsi kehidupan yang lebih baik karena ada kecenderungan masalah ekonomi dan kurangnya interaksi antara orang tua dan anak dalam suatu tatanan kehidupan dalam keluarga.

Berdasarkan realita dalam kehidupan ditemukan bahwasanya penyimpangan tatanan kehidupan yang terjadi cenderung dipicu oleh adanya kesenjangan sosial dalam masyarakat khususnya di kalangan menengah kebawah yang pada umumnya hidup dalam garis kekurangan tidak saja dalam kesenjangan sosial ekonomi tetapi ditunjang pula oleh kurangnya atau mungkin tidak adanya komunikasi antar individu dalam masyarakat yang marginal khususnya dalam lingkungan keluarga, sehingga memungkinkan tumbuh individual yang cenderung bertindak dalam lingkup kekerasan dalam kehidupan mereka, dikarenakan ketidaktahuan dan keterbatasan pengetahuan mereka akan batasan-batasan etika yang tumbuh dan berlaku dalam tatanan  kehidupan ini, sehingga pada akhirnya mereka hidup dalam lingkungan yang kurang mengenal dan mengetahui tatanan etika, tumbuh dalam kehidupan keras dalam kekurangan sosial ekonomi, sehingga pada akhirnya mereka terbentuk menjadi individual yang kurang mengenal norma etika dan cenderung menjadi liar dalam lingkup kehidupan yang mengarah pada tindak sosial kriminal.

Dapat dikatakan kecenderungan terjadinya hal ini dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan yang layak, disamping kurangnya faktor penunjang individu menurut jenjang pendidikan, karena pada umumnya faktor ini terabaikan di dalam lingkup kehidupan mereka, karena mereka lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga mereka masing-masing, jika dibandingkan dengan peningkatan jenjang pendidikan khususnya pada anak-anak mereka, permasalahan yang kompleks walaupun hanya pada jenjang pendidikan wajib 9 tahun yang konon katanya bebas biaya pendidikan secara teoritis ?.

Permasalahan secara riil adalah anak-anak usia sekolah cenderung terobsesi untuk mencukupi kebutuhan ekonomi mereka sendiri baik bersifat perorangan maupun dengan tujuan membantu kebutuhan keuangan keluarga, walaupun ada kesadaran dari kelompok yang peduli akan permasalahan ini, dengan mendirikan rumah singgah, tetapi masih belum dapat menjangkau semua lapisan yang membutuhkannya.

Akankah permasalahan ini terus berlanjut ?










 







Comments

Popular posts from this blog

What Is Your True Purpose

The Teeter - Totter Syndrome

The God Who Saves