Whether We Should Reading The Words Of God

"Wherewithal shall a young man cleanse his way?
By taking heed there to according to thy word." Psa 119:9 (KJV)

Pada saat saya melihat seorang lelaki tua dengan rutinitasnya sehari-hari, duduk di beranda rumahnya sambil berdoa dan melanjutkan dengan membuka selembar demi selembar kitab sucinya, dengan ketekunan membaca dalam merenungkan firman Tuhan dari dalamnya, dan terpancar pula ketenangan jiwanya melalui pantulan wajahnya,  sambil sesekali pula kakek membacakan apa yang dibaca kepada beberapa kanak-kanak yang dengan antusiasnya mendengarkan, sambil sesekali terdengar beberapa pertanyaan yang mereka ingin lebih mengetahui apa maknanya.

Sehingga pada suatu saat membuat saya termenung, sewaktu seorang anak bertanya, "Kakek, saya mencoba untuk membaca firman Tuhan seperti yang biasa kakek lakukan tetapi hingga saat ini saya tidak pernah dapat memahami apa sebenarnya yang tertulis didalamnya, dan pula apa yang telah saya baca mudah sekali terlupakan, sehingga membuat saya menjadi jemu dan bosan untuk meneruskan membacanya, dan akhirnya mendorong minat saya untuk selanjutnya menutup kitab itu, tetapi tidaklah demikian halnya pada saat saya membaca buku-buku cerita yang menjadi koleksi saya, hingga saat kini saya masih mengingat alur ceritanya dari tahap awal hingga pada akhirnya, terkadang membuat saya tertawa terbahak-bahak atau tersenyum, atau sebaliknya membuat saya untuk menangis tersedu-sedu, atau pula mendorong pikiran dalam benak saya untuk suatu saat menjadi tokoh idola yang ada dalam buku cerita itu.

Kakek terdiam sejenak sambil tersenyum dan berkata, Donny apa yang menjadi kesulitan kamu dalam memahami isi yang terkandung dalam kitab ini jika dibandingkan dengan buku cerita yang kamu miliki bukankah sama mudahnya, sambil menunjuk kakek berkata, coba kamu lihat keranjang arang kotor yang terletak disudut dan ambillah kemari, dengan cekatan Donny beranjak dan mengambil keranjang itu serta memberikan kepada kakeknya, kakek mengambil keranjang arang itu, membalikkannya serta membuat lubang pada bagian dasarnya seraya berkata pergilah kamu dan isilah keranjang arang ini dengan air dan bawalah kembali kemari, tentu saja Donny termenung dan berkata, bukankah hal itu merupakan pekerjaan yang sia-sia, sambil beranjak dan mentaati perintah kakeknya.

Tentunya dapat diduga apa yang akan terjadi, setiap Donny mengisi penuh keranjang arang itu dengan air, dan tentunya dalam perjalanan kembali, air akan mengalir melalui lubang yang berada didasar keranjang dan akan menjadi habis, dan hal ini dilakukan Donny berkali-kali, tetapi tetap saja keranjang itu menjadi kosong, setelah beberapa saat, sambil terengah-engah, Donny berkata, kakek bukankah sudah saya katakan bahwa ini merupakan hal yang sia-sia membawa air dalam keranjang yang sudah berlubang dasarnya, bagaimana jika saya mengambil air dengan ember itu saja.

Kakek tertawa dan berkata, coba kamu lihat dan amati dengan cermat keranjang arang ini, dan apa yang kamu lihat dan pelajari dari kejadian ini, awalnya Donny termenung dan tak mengerti apa maksud pertanyaan kakeknya, beberapa saat kemudian tercenganglah Donny melihat keranjang yang tadinya kotor telah menjadi bersih terbasuh air baik bagian dalam maupun luarnya.

Kakek berkata,jika saja kamu tiada hentinya membaca firman Tuhan, walaupun kamu tidak memahami dan mengingat seluruhnya, tetapi hal itu akan memberikan banyak perubahan dalam diri kamu oleh karena karunia Allah dan lidahmu akan memegahkan dan memasyhurkan Allah serta meluruskan jalanmu dengan hati yang penuh sukacita.


Comments

Popular posts from this blog

The Bread Of Life

The abundance of blessing

The Foundation Of Life