The Parable of the Wicked Vinedressers

Seorang tuan yang kaya raya membuka lahan anggur dan menyewakan kepada beberapa orang penggarap untuk mengelola lahan anggurnya dengan perjanjian bagi hasil sesuai kesepakatan bersama, dan pada saatnya musim panen, dia menyuruh seorang hambanya untuk mengambil hasil panen yang menjadi bagiannya tetapi penggarap-penggarap itu mengingkari janji mereka, mengusir dan menganiaya hamba itu dan menyuruhnya kembali pulang dengan tangan hampa, demikian kejadian ini berulang setiap musim panen, sehingga
pada akhirnya, tuan ini memutuskan untuk mengutus anaknya dengan harapan mereka akan menghormati dan menghargainya, tetapi kembali hal tersebut terulang kembali bahkan mereka berunding " Ia adalah ahli warisnya ", lebih baik kita membunuhnya, karena warisannya akan jatuh ke tangan kita, dapat diduga apa yang terjadi selanjutnya, mereka menganiaya, melemparnya keluar lahan anggur dan membunuhnya. Lukas 20:9:19

Apa yang dapat kita petik dari  perumpamaan ini, hal ini merupakan gambaran dari kehidupan rohani kita anak-anak Tuhan saat ini yang lebih menyenangi kehidupan duniawi dengan mengikuti keinginan daging kita sendiri.

Janganlah kita mematikan iman karena iman tumbuh karena pendengaran kita akan firman Tuhan (Roma 10:17), dan firman ada bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah sendiri (Yohanes 1:1), selanjutnya firman telah menjadi manusia diam diantara kita dalam kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah Bapa sebagai anak tunggal-Nya yang penuh dengan kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)

Iman yang kokoh tumbuh dengan mendengarkan firman Tuhan, tentunya tidak hanya sebatas mendengarkan saja, tetapi hendaknya direnungkan dan yang terpenting adalah melakukan kehidupan kita sesuai firman Tuhan, seperti orang bijak yang mendirikan rumahnya diatas batu karang yang kokoh (Matius 7:24)

Firman Tuhan adalah batu dasar yang kokoh dan iman adalah rumah Tuhan, patutlah kiranya kita menjaga iman kita supaya kita dapat menjadi saksi bagi kebesaran-Nya. (Lukas 22-3), dalam menghadapi setiap ujian yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita, karena kita bagaikan emas yang ditempa dan dibentuk menurut kehendak Allah.

Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kita semua dan semoga roh, jiwa dan tubuh kita terpelihara secara sempurna tanpa cacat dan cela hingga tiba saatnya Kristus Yesus Tuhan kita datang menjemput.

Comments

Popular posts from this blog

The Bread Of Life

The abundance of blessing

How Great Is Our God