Akar Dari Kepahitan


Penderitaan yang menyakitkan adalah tercabik-cabiknya topeng yang menyelimuti kesadaran merekah dan merona....bak terkoyaknya kulit buah yang menampakkan intinya terbuka...merekah berharap menerima kehangatan sinar matahari pagi  yang tercurah membuka tabir, menampung tetes demi tetes embun pagi . 

Masing-masing dari kita memiliki takdir.....sebagai suatu konsekuensi kepastian untuk merasakan penderitaan dan kepedihan kekecewaan dan api membara menggeliat lambat tetapi pasti membakar kemarahan
dihati tersirat dalam wajah terwujud dalam tatapan tajam sorot mata.
 
Jikalau saja hati ini masih tergetar meronta oleh rasa takjub menyaksikan keajaiban yang terjadi dalam kehidupan, maka pedihnya penderitaan tidak kalah menakjubkan jika dibandingkan dengan kemilau kesenangan dalam gemerlap kehidupan malam nan bergulir dari saat demi saat.
 
Banyak di antara kita menderita semata-mata dikarenakan oleh pilihan kita sendiri karena ulah buaian keindahan mimpi semata mengejar kesenangan sesaat laiknya musafir dahaga ditengah gurun, meneguk air hasrat pada saat menemukan oase sekedar melepaskan dahaga nan tak kunjung padam terbakar terik matahari mengoyak harkat dan martabat.....sebagai obat bagi kepahitan kehidupan agar manusia sembuh dari luka hati dan penyakit jiwa.

Bertunas tumbuh dan menghasilkan bulir bunga kepahitan akan kehidupan, meninggalkan jejak ketimpangan tertatih melangkah dalam kekelaman malam menuju temaram kemilau surya menghalau asap tebal yang menyelimuti diri menggeliat dari kesesakkan yang menghimpit.
 
Percayakanlah kepada tabib kehidupan dan teguklah hingga  habis ramuan kepahitan itu
tanpa mengeluh dan tanpa bicara hanya ucapan syukur yang mendesah dari bibir kering kedahagaan dalam membangun pengharapan.

Getir dan pahitnya hati seorang hamba.


Comments

Popular posts from this blog

What Is Your True Purpose

The Teeter - Totter Syndrome

The God Who Saves