Harmoni


Pada kenyataannya kehidupan di alam semesta terdiri atas dua unsur kehidupan yang saling bertolak belakang satu dengan yang lainnya dan saling berkaitan  tak terpisahkan seolah-olah merupakan satu kesatuan dalam bentuk nyata keagungan sang pencipta.
Terpancar dalam kehidupan sehari-hari secara nyata bahwasanya tak akan pernah ada siang hari tanpa adanya kehadiran malam hari atau sebaliknya, tetapi memiliki sifat berbeda dan seiring sejalan saling menunjang dalam suatu keterkaitan harmoni alam semesta.
Demikian pula adanya dengan kehidupan makhluk ciptaan Tuhan, mereka hadir saling berpasangan
sesuai dengan sifat, bentuk dan fungsi masing-masing, seolah-olah mencerminkan bentuk harmoni yang gagal, yang memiliki makna tersendiri dalam bentuk warna kehidupan, mereka hidup berdampingan dalam perbedaan dan pertentangan, seolah dua kutub berbeda saling tarik menarik atau tolak menolak satu dengan lainnya.
Tuhan menciptakan kita sebagai insan yang memiliki tingkatan tertinggi dengan akal-budi serta budi pekerti yang membedakan kita dengan makhluk ciptaan Tuhan, tetapi tetap secara mendasar diciptakan secara berpasangan, wanita yang mencerminkan kelembutan dan ketegaran dalam mengarungi bahtera kehidupan yang cenderung mempergunakan perasaan dalam bertindak, pada sisi lain pria mencerminkan keperkasaan dan mengutamakan perjuangan hidup dalam mempertahankan kelangsungan kehidupan, cenderung mempergunakan logika dalam mempertahankan  kehidupannya, yang secara mendasar memiliki cara hidup yang saling bertolak belakang tetapi akan saling mengisi jika mereka dipersatukan dalam satu ikatan perkawinan.
Secara pandangan umum, baik dia wanita atau pria, bahwasanya latar belakang kehidupan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter, sikap, tingkah laku serta cara berpikir seseorang, demikian pula dengan jenjang sosial dan jenjang pendidikan, memiliki peran yang amat penting dalam menjalin hubungan  sosial dalam lingkungan masyarakat, yang tercermin dalam tutur kata serta kearifan pemikiran dan laku langkah mereka baik dalam lingkungan pekerjaan maupun dalam lingkungan kehidupan sosial terutama dalam lingkungan kehidupan rumah tangga.
Jalinan ikatan kasih yang dipersatukan dengan perbedaan dalam cara pandang kehidupan baik karakter maupun pola pandang serta sikap maupun tingkah laku yang berbeda pula, yang cenderung terbentuk dari lingkungan hidup yang berbeda pula, demikian pula halnya mereka memiliki pola dan cara tersendiri dalam mengatur, mengolah serta menyajikan ungkapan yang ada dalam benak mereka atau keinginan yang terekam dalam hati mereka, yang terkadang saling bertolak belakang dan tidak saling menunjang.
Menjadi satu pertanyaan bagi kita, bagaimana mungkin sesuatu yang berbeda secara mendasar dipersatukan dalam suatu ikatan kasih ?, secara fisik mereka berbeda ditunjang dengan berbagai macam perbedaan yang terbentuk dalam diri setiap manusia, dilengkapi dengan kepribadian yang berbeda satu sama lain dan terbentuk dalam lingkungan dan latar belakang yang berbeda pula.
Secara pribadi saya hanya dapat menjawab, bahwasanya kesemuanya terjadi bukan secara kebetulan tetapi secara mendalam dapat dikatakan kesemuanya itu adalah hasil karya terbesar dari Sang Pencipta yang tidak dapat dibantah baik secara logika maupun ilmu pengetahuan, hanya dapat diresapi oleh hati dan bukan oleh olah akal budi.
Ada dua hal mendasar yang perlu kita perhatikan dalam problematika didalam kehidupan nyata ini, sesuatu yang dipersatukan berdasarkan akal budi dan perasaan pada umumnya hanya bersifat sementara yang mengarah pada pertikaian dan perpisahan pada akhirnya dan menimbulkan kekecewaan secara mendalam bagi masing masing individu yang terlibat di dalamnya, menjadi akar kepahitan dalam  kehidupan yang mungkin menimbulkan trauma yang berkepanjangan pada segelintir orang, atau mungkin pula dijadikan pembelajaran diri untuk meraih kebahagiaan di masa mendatang, atau mungkin pula sudah dijadikan suatu kebiasaan sebagai trend masa kini.(Cenderung saya katakan bahwasanya suatu ikatan perkawinan yang disatukan oleh adanya kehendak manusia semata yang timbul oleh adanya perasaan ketertarikan satu dengan lainnya, pada akhirnya menimbulkan kemungkinan kebosanan, tidak adanya kesamaan pemikiran atau kesepahaman, adanya sesuatu yang diketahui dari yang terselubung selama ini dan menjadi jelas pada akhirnya, hal seperti ini  yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan dan ketidakpuasan dan mewujudkan perpisahan atau perceraian).
Adapun disisi lainnya, bahwasanya suatu hubungan yang dipersatukan oleh hati yang diselimuti oleh kasih cinta, timbul dalam refleksi hati yang dipenuhi dengan rasa mencintai yang sangat mendalam dari lubuk terdalam yang mendasarinya membuahkan kecintaan yang tidak mudah pudar walaupun badai menerpa justru sebaliknya akan menimbulkan kecintaan sangat mendalam bahkan lebih mendalam karena adanya kebutuhan untuk saling mengisi satu dengan lainnya dan untuk saling berbagi kasih baik dalam susah atau  senang, tanpa berusaha untuk menyembunyikan sesuatu terhadap pasangannya.
Kesemuanya berjalan sesuai dengan alur Rencana Sang Pencipta,   karena kita hanyalah pelaksana tetapi hendaknya bijak menjalankannya meraih kebahagiaan hakiki dalam berumah tangga tanpa memiliki keinginan untuk melakukan hal tercela yang akan membuahkan penyesalan yang tak termaafkan oleh diri kita sendiri.








Comments

Popular posts from this blog

What Is Your True Purpose

The Teeter - Totter Syndrome

The God Who Saves