Terselubung Kabut


Dua sisi kehidupan yang saling bertolak belakang saling mengisi dalam ritme emosi dan pikiran, membaur dalam tingkah laku maupun sikap keseharian kita dan membentuk pola tersendiri dalam bertindak serta pengambilan keputusan atau pula pola pikir individual yang terkadang tidak terkendali. Berusaha untuk saling mendahului seolah olah sebuah pertandingan dalam mengejar prestasi untuk memperoleh piala sebagai sebuah penghargaan tertinggi. Terselubung dalam taktik bertanding 

yang penuh dengan gaya keindahan seni bertanding seperti seorang penari dengan kelembutan dan keindahan gerak dalam keharmonisan gerak tubuh menuruti alunan musik, yang terkadang bergerak penuh dengan kekuatan bagikan alur riak gelombang menuju pantai.
Dua karakter berbeda dan saling bertolak belakang tumbuh dalam satu kesatuan dan juga saling berusaha untuk saling mempengaruhi serta mendominasi satu dengan yang lain. Tersamar dalam kearifan baik dalam berprilaku maupun dalam bersosialisasi,  terselubung dengan baiknya hingga pada saatnya nanti terungkap dengan sendirinya,  bagaikan serigala berbalut bulu domba tersenyum ramah dibalik  taring dan cakar yang bersiaga untuk  menerkam serta mencabik cabik mangsanya. Terkadang menampilkan kesan seolah olah hati nurani sudah mati dan akal budi cenderung menjadi mandul dalam mengolah tingkah laku dan juga dalam bersikap untuk berinteraksi dalam kehidupan sosial dalam masyarakat, tentunya menimbulkan kejanggalan dan ketimpangan jenjang tingkah laku. Apakah terpikirkan oleh kita bahwasanya tindakan kita merugikan atau mungkin berdampak pada kehancuran kehidupan orang lain  atau mungkin merupakan upaya pembunuhan karakter diri sendiri tanpa pernah memikirkan dampak atas tindakan yang telah dilakukan. 
Mungkin demikianlah penggambaran diri kita sendiri dalam mengarungi warna kehidupan yang penuh dengan keragaman liku dan laku, penuh dengan tipu daya sebagai suatu upaya dalam pencapaian derajat maupun kemapanan dalam kehidupan sesuai dengan tuntutan dalam memenuhi kebutuhan hidup masa kini.
Terserah kita tentunya untuk memilah mana yang terbaik untuk kita lakukan mengikuti hati nurani atau keinginan pencapaian akal budi dalam mengarungi kehidupan ini sebagai dampak dari tirai kabut yang menyelimuti hati nurani kita.


Comments

Popular posts from this blog

What Is Your True Purpose

The Teeter - Totter Syndrome

The God Who Saves