Read Me by Alicepopkorn share from flickr |
Aku terhenyak terduduk diatas lantai yang dingin sambil memandang dinding kusam berlumut termakan usia merefleksikan kebisuan seolah dia enggan untuk bicara diam membisu membalut keheningan malam yang semakin lama semakin dingin menusuk tulang , menghanyutkanku kedalam perenungan diterangi temaramnya
sinar rembulan yang sesekali terselimuti awan gelap membuatku menerawang dalam keraguan dan kegalauan hatiku, batinku pun menjerit dalam kegundahan jeritan pilu yang menyayat keheningan malam.
Hatiku galau menghadapi badai disertai gelombang menghantam dan menghempaskan diriku datang dan pergi tak menentu, membuat hatiku menjadi kecut dan takut menghadapinya, terpikir olehku apakah bidukku akan kuat menghadapi hempasannya, oh biduk kecilku yang telah tua dan rapuh masih dapatkah engkau menerima hempasan demi hempasan badai ini ?, timbul pula keraguan dalam hatiku hingga kapan engkau dapat bertahan ?, terombang ambing kian kemari terhanyutkan oleh riaknya bertahan untuk tetap berlayar menuju pantai indah dambaan hati.
Desau angin seolah kidung malam yang tersusun dalam harmoni dengan irama musik merdu diselingi birama kehidupan binatang malam menerpa telingaku membuatku terpana oleh pesona keindahannya, menyadarkan diriku dari kebisuannya yang mengilustrasikan kekosongan....kehampaan bagaikan membaca lembaran kosong dari sebuah bacaan, hentakan alunan musiknya yah hentakannya membuat aku enggan untuk beranjak terpana dalam gelombang yang beralur kepantai menghempaskan semua kegalauan hatiku meredam gejolak emosiku yang menggebu, seolah mengobati kepenatan batinku dari terpaan badai.
Oh kidung malam yang indah kau hentar aku dalam buaian harmonimu, kau jagakan aku dari selimut bayangan keheningan dan kepekatan malam, kau hantar aku kedalam peraduan yang hangat dan lembut, kau nina bobokan aku hingga terlelap dalam tidurku dalam buaian mimpi indahmu sekedar menghilangkan sejenak kepenatan dan kegalauan hatiku.
Buailah aku dekaplah diriku selimuti aku dalam kehangatan kasihmu, hentar diriku keharibaan kelembutan buaian keindahan harmoni kidungmu, menghalau asa burukku bagaikan hembusan angin malam, riak gemercik alunan musikmu yang menggelitik ditelingaku membangkitkan gairah asa masa depanku.
Bila tiba saatnya aku terjaga dari mimpi indahmu terbangun dan bangkit dari peraduanku memandang serta melangkah kedepan menghadapi hari esok, menyongsong fajar kearifan matahari pagi berselimutkan embun direrumputan membiaskan pelangi indah dalam kehangatan sinar matahari merona pula biasan kehidupan mayapada dalam kegairahan yang menggelora laiknya birahi sepasang kekasih yang sedang memadu semangat.
sinar rembulan yang sesekali terselimuti awan gelap membuatku menerawang dalam keraguan dan kegalauan hatiku, batinku pun menjerit dalam kegundahan jeritan pilu yang menyayat keheningan malam.
Hatiku galau menghadapi badai disertai gelombang menghantam dan menghempaskan diriku datang dan pergi tak menentu, membuat hatiku menjadi kecut dan takut menghadapinya, terpikir olehku apakah bidukku akan kuat menghadapi hempasannya, oh biduk kecilku yang telah tua dan rapuh masih dapatkah engkau menerima hempasan demi hempasan badai ini ?, timbul pula keraguan dalam hatiku hingga kapan engkau dapat bertahan ?, terombang ambing kian kemari terhanyutkan oleh riaknya bertahan untuk tetap berlayar menuju pantai indah dambaan hati.
Desau angin seolah kidung malam yang tersusun dalam harmoni dengan irama musik merdu diselingi birama kehidupan binatang malam menerpa telingaku membuatku terpana oleh pesona keindahannya, menyadarkan diriku dari kebisuannya yang mengilustrasikan kekosongan....kehampaan bagaikan membaca lembaran kosong dari sebuah bacaan, hentakan alunan musiknya yah hentakannya membuat aku enggan untuk beranjak terpana dalam gelombang yang beralur kepantai menghempaskan semua kegalauan hatiku meredam gejolak emosiku yang menggebu, seolah mengobati kepenatan batinku dari terpaan badai.
Oh kidung malam yang indah kau hentar aku dalam buaian harmonimu, kau jagakan aku dari selimut bayangan keheningan dan kepekatan malam, kau hantar aku kedalam peraduan yang hangat dan lembut, kau nina bobokan aku hingga terlelap dalam tidurku dalam buaian mimpi indahmu sekedar menghilangkan sejenak kepenatan dan kegalauan hatiku.
Buailah aku dekaplah diriku selimuti aku dalam kehangatan kasihmu, hentar diriku keharibaan kelembutan buaian keindahan harmoni kidungmu, menghalau asa burukku bagaikan hembusan angin malam, riak gemercik alunan musikmu yang menggelitik ditelingaku membangkitkan gairah asa masa depanku.
Bila tiba saatnya aku terjaga dari mimpi indahmu terbangun dan bangkit dari peraduanku memandang serta melangkah kedepan menghadapi hari esok, menyongsong fajar kearifan matahari pagi berselimutkan embun direrumputan membiaskan pelangi indah dalam kehangatan sinar matahari merona pula biasan kehidupan mayapada dalam kegairahan yang menggelora laiknya birahi sepasang kekasih yang sedang memadu semangat.
Comments
Post a Comment
Enjoy Your Life