Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji....(Hamka)
Apabila kita berbicara mengenai Cinta tentunya tidak terlepas dari kejadian yang terjadi dalam realita kehidupan sehari-hari yang berawal dari ketertarikan dua insan yang berlainan jenis, karena keelokkan rupa,
keindahan tubuh, tumbuh dan berkembang membuahkan keterikatan untuk berusaha memiliki, sebagi gejolak hasrat yang kadang kala tak terkendali membuai dan membuat terlena lupa akan keadaan, meniadakan tempat untuk berpijak sehingga tergoyah dan akhirnya terjatuh dalam kenistaan, tercemar sudah kesucian diri yang seharusnya dipegang teguh.
Gejolak hasrat bak kuda liar yang sulit untuk dikendalikan menerjang melompat dan berlari kian kemari berusaha untuk terlepas dari tali kekangnya, menghentak gejolak menggeliat menyingkap hasrat meronta dan meronta hanya tersadarkan oleh tetes embun pagi yang meninggalkan noda laiknya noktah diatas sehelai kain putih, yang ternoda oleh pijakkan hentakan kaki seorang pengelana yang tertatih meninggalkan kenangan kepahitan terselimuti kabut pagi yang kelam berembun menetes dari kerimbunan dedaunan membasahi rerumputan yang akhirnya akan sirna oleh sinar matahari pagi yang bergerak dari peraduannya.
Sebaliknya apabila tetes embus membasahi tanah subur menyegarkan dan menumbuhkan kecintaan yang mendalam dari seorang pujangga cinta yang akan melukiskannya dalam tulisan tinta emas laiknya lukisan indah dalam bentuk prosa maupun puisi dengan keindahan lirik yang mencerikan tentang cinta, cinta itu suci bersih dan merupakan buah keikhlasan seseorang yang mendambakan kasih sayang, yang berani berkorban dengan ketulusan untuk mewujudkan jalinan dalam kebahagiaan hakiki insan.
Berusaha untuk menjaga perasaan membentuk kesetiaan bathiniah tampa melukai insan lainnya baik lahiriah maupun bathiniah, laksana kilauan mutu manikam yang memancarkan sinar keindahannya tampa cacat cela, kilauanmu membias laksana lembayung senja hari menyelimuti ketentraman dan kesejahteraan hingga maut memisahkan.
Sesungguhnya betapa indahnya jikalau keindahan pancaran pesona yang membias kehidupan terjaga utuh menjaga kesuciaan menghalau cacat cela dengan kemilau gemerlap membentuk keharmonisan harmoni nuansa, menggeliat dengan indah laiknya seorang penariyang beraksi,membuat takjub penonton yang ternganga kagum, mempertontonkan karakternya menjalin asa dalam kepastian yang penuh dengan harapan dalam ketulusan hati.
Menjaga kesuciaan tak bernista sebagi kepedulian insan menjalin titian kehidupannya menyatu dalam alam menjalin untaian kasih menghardik nista mentahirkan kerinduan.
keindahan tubuh, tumbuh dan berkembang membuahkan keterikatan untuk berusaha memiliki, sebagi gejolak hasrat yang kadang kala tak terkendali membuai dan membuat terlena lupa akan keadaan, meniadakan tempat untuk berpijak sehingga tergoyah dan akhirnya terjatuh dalam kenistaan, tercemar sudah kesucian diri yang seharusnya dipegang teguh.
Gejolak hasrat bak kuda liar yang sulit untuk dikendalikan menerjang melompat dan berlari kian kemari berusaha untuk terlepas dari tali kekangnya, menghentak gejolak menggeliat menyingkap hasrat meronta dan meronta hanya tersadarkan oleh tetes embun pagi yang meninggalkan noda laiknya noktah diatas sehelai kain putih, yang ternoda oleh pijakkan hentakan kaki seorang pengelana yang tertatih meninggalkan kenangan kepahitan terselimuti kabut pagi yang kelam berembun menetes dari kerimbunan dedaunan membasahi rerumputan yang akhirnya akan sirna oleh sinar matahari pagi yang bergerak dari peraduannya.
Sebaliknya apabila tetes embus membasahi tanah subur menyegarkan dan menumbuhkan kecintaan yang mendalam dari seorang pujangga cinta yang akan melukiskannya dalam tulisan tinta emas laiknya lukisan indah dalam bentuk prosa maupun puisi dengan keindahan lirik yang mencerikan tentang cinta, cinta itu suci bersih dan merupakan buah keikhlasan seseorang yang mendambakan kasih sayang, yang berani berkorban dengan ketulusan untuk mewujudkan jalinan dalam kebahagiaan hakiki insan.
Berusaha untuk menjaga perasaan membentuk kesetiaan bathiniah tampa melukai insan lainnya baik lahiriah maupun bathiniah, laksana kilauan mutu manikam yang memancarkan sinar keindahannya tampa cacat cela, kilauanmu membias laksana lembayung senja hari menyelimuti ketentraman dan kesejahteraan hingga maut memisahkan.
Sesungguhnya betapa indahnya jikalau keindahan pancaran pesona yang membias kehidupan terjaga utuh menjaga kesuciaan menghalau cacat cela dengan kemilau gemerlap membentuk keharmonisan harmoni nuansa, menggeliat dengan indah laiknya seorang penariyang beraksi,membuat takjub penonton yang ternganga kagum, mempertontonkan karakternya menjalin asa dalam kepastian yang penuh dengan harapan dalam ketulusan hati.
Menjaga kesuciaan tak bernista sebagi kepedulian insan menjalin titian kehidupannya menyatu dalam alam menjalin untaian kasih menghardik nista mentahirkan kerinduan.
Piccoli momenti di Tenerezza..(..Andrea di Viola..piccolo pulcino e' per te...), a photo by SAND_CREATION_ On forever On... on Flickr.
Comments
Post a Comment
Enjoy Your Life