Titian Mimpi

Somewhere in time 3 by Temari 09
Somewhere in time by Temari09 on Flickr
Tubuhku lunglai lelah menapaki dan meniti setapak demi setapak dengan langkah yang terseok-seok karena kepenatan tubuhku yang semakin renta dimakan usia untaian jalan kehidupanku. Adakah orang yang merasa peduli dengan keadaanku ini ?. Dengan senyum dibibirku kukunci keluhanku, mataku berbinar menatap masa depan yang tak menentu terucap hanya satu kata dari bibirku yang kering " Terima Kasih Ya Tuhan Atas Semua Hikmat Kasih KaruniaMu ", air mata
pun mulai mengembang dimataku merebak isak dalam mulutku bila kuingat betapa hangatnya rengkuhan pelukanNya pada saat Dia memeluk erat tubuhku betapa kehalusan gengaman tanganNya saat Dia merengkuhku dari keterpurukkan dan kerapuhan keimananku, Dia tak membiarkanku jatuh kedalam kegembiraan jurang yang menganga dengan lebarnya, sejahtera yang kurasakan dalam kenikmatan kasihNya.

Kembali timbul pertanyaan dalam benakku akan tubuhku semakin renta dimakan usia tetapi apakah ada orang yang peduli dengan keadaanku ini ?. Kembali aku berjalan seorang diri sambil terseok seok melangkahkan kakiku yang semakin lama terasa berat untuk melangkah tertatih-tatih meniti jalanku dalam titian berkelok termangu dalam terawang yang pudar dan semakin memudar terhenyak dalam rehat yang tak menentu dalam pantulan fatamorgana laiknya oase di tengah gurun, menanti secerah sinar dalam kegelapan yang menghenyakkan balutan selimut mimpi indahku.

Kubaringkan tubuhku dalam pelukan alam dan terselimuti semesta mengiring rehatku dalam buaian mimpi indah seorang pemimpi mengharap dan berharap membuahkan keindahan rengkuhan alam mimpi, buaian angin menghembus tubuh tuaku desir angin menghibur diriku dan keindahan musik harmoni alam semesta mengiringi relaksasi kerentaanku membuai dan membuai dalam kedalam alam bawah sadarku, memetakan pola tak berbentuk bak lingkaran yang semakin membesar menenggelamkanku membelengguku dalam untaian rantai alam mimpi.

Terlampau banyak mimpi yang kuperoleh tetapi agak sulit bagiku tuk memujudkannya dikarenakan kerentaan tubuhku, hentakan demi hentakkan menghampiri membuyarkan sebahagian keindahan alam mimpiku laiknya hentakan godam yang menyakiti tubuhku disertai bilur balur luka menganga menguraikan tetes demi tetes darahku memerahi pakaian yang melekat ditubuhku bak gincu seorang wanita yang menghias bibirnya yan indah menarik, meninggalkan barut kemarut menambah kisut misutnya tubuhku, meperlihatkan kerapuhaan tubuh rentaku.

Ku berusaha tuk menutupinya dalam balutan pakaian yang compang camping memberikan illusi seorang pelukis untuk menggoreskan tangannya diatas kanvas dalam keindahan lukisannya tapi kirut mirut itupun tetap saja ada pada tempatnya berpeta laiknya sebuah noktah yang selalu memberikan illusi walaupun aku berusaha tuk melupakannya datang dan pergi saat demi saat tak ada hentinya terkadang menghentak tidurku membuatku terjaga dari mimpiku merenung dan merenung seolah tak percaya mengapa barut lukaku tak bisa menghilang pergi jauh entah kemana menuju antah berantah, mengakhiri hentakkannya jejakkan kakinya pada tubuhku.

Bila tiba saatnya kelak aku terjaga dalam kebugaran tubuh rentaku terantuk mengingat mimpi menerawang jauh kedalamnya tapi tak suatupun teringat melekat dalam memori tuaku semua ilusi yang terpetakan, yang kuingat hanyalah kemana ku harus mengayunkan langkahku meniti kelok demi kelok mengumpulkan titian nikmat Illahi dari tuaian yang telah disediakan sebagai sebahagian dari tugasku tuk menanam dan menuai hingga tiba saatnya ku terbaring lelap dalam haribaan Bapaku menyelesaikan tugas mewujudkan dan meniti mimpi-mimpiku.

Comments

Popular posts from this blog

The Bread Of Life

The abundance of blessing

The Foundation Of Life