Damai Sejahtera


"Pertempuran terbesar dalam kehidupan diperjuangkan setiap hari di relung-relung terdalam jiwa kita. Jika anda memenangkan pertempuran disana, jika anda menyelesaikan persoalan yang bertentangan di dalam, anda pun mendapatkan perasaan damai, perasaan mengenai siapa sebenarnya anda. Dan anda akan mendapatkan bahwa kemenangan publik, dimana anda cenderung berfikir secara koperatif, untuk memacu kesejahteraan dan kebaikan orang lain, dan untuk bahagia secara tulus untuk keberhasilan orang lain, akan muncul dengan sendirinya."

"שלום" dari kosa kata ibrani "Shalom"  maupun  " سلام " dari kosa kata Arab "Salaam" yang dapat diartikan atau ditafsirkan sebagai "Damai Sejahtera" atau perdamaian dan pada umumnya dipakai dalam penggunaan sebagai suatu ungkapan dalam pergaulan sehari hari yang dapat diartikan sebagai kata
sapaan "Hello", adapun Shalom Aleichem (atau sholom aleichem) (bahasa Ibrani שלום עליכם shālôm ʻalêḵem; bahasa Yiddish שלום־עליכם şolem aleyxem) adalah sebuah salam dalam bahasa Ibrani, yang berarti "Damai kiranya menyertaimu". Jawaban yang tepat adalah "Aleichem shalom". Bentuk salam seperti ini lazim ditemukan di Timur Tengah, dimana berdasarkan kosa kata Arab dipergunakan kata Assalamu alaikum (السلام عليكم ), salam seperti ini lazim dilakukan dalam bentuk jamak sehingga digunakan untuk menyalami banyak orang meskipun misalnya digunakan untuk satu orang saja. Sebuah penjelasan religius untuk hali ini ialah bahwa orang menyalami baik tubuh maupun jiwa. Shalom dapat juga diterjemahkan dengan "Damai": damai yang dirasakan secara pribadi, ketenangan dan keseimbangan mental yang mendalam, yang dirasakan sebagai hadiah bagi kita yang menghargai Allah. (disarikan dari Wikipedia). 

Setiap orang tentunya mendambakan damai sejahtera baik dalam hatinya maupun dalam kehidupannya, mungkin tidak akan pernah ada orang yang berharap sebaliknya, hanya oleh karunia dan kasih Allah kepada kita sebagai hamba atau umat ciptaan yang paling sempurna dan paling berkenan dihadapan-Nya.

Damai sejahtera berjalan dalam titian kehidupan dan tak terpisahkan satu dengan lainnya dan selalu berjalan beriringan dengan kekudusan dan kebenaran karena secara hakiki Allah sangat berkenan dengan kehidupan hamba-Nya yang selalu menjaga kekudusan dan kebenaran, secara harfiah dapat diartikan bahwasanya dimana ada kekudusan dan kebenaran damai sejahtera akan mengikuti dengan sendirinya, tidak hanya menjaga kekudusan tubuh belaka melainkan tingkah laku dan yang paling utama adalah perkataan, menjaga perdamaian dengan sesama dan mengutamakan kekudusan menghentar kita kepada persekutuan kita dengan Allah. Tanpa kekudusan tentunya tidak akan pernah kita bersekutu dengan Allah, dan tanpa adanya persekutuan kita dengan Allah tiada akan pernah hadir kasih dan damai sejahtera Allah dalam kehidupan kita. Oleh karena itu jauhilah nafsu dan kejarlah kebenaran, kesetiaan, kasih dan damai sejahtera, dengan berusaha memelihara kekudusan tubuh jiwa dan roh kita dalam kebenaran hakiki tanpa cacat dan cela serta noda.

Tentunya hal ini akan menimbulkan pertentangan antara kebenaran dan kebathilan karena keduanya tidak akan pernah menyatu laiknya minyak dengan air yang selalu terpisahkan satu dengan lainnya tetapi selalu saling seiring sejalan dan akan selalu berusaha untuk selalu mendominasi satu dengan lainnya.

Janganlah pernah menjadikan kehidupan sebagai ajang pertempuran antara kebenaran dan kebathilan tetapi berusahalah untuk meninggalkan kubangan kehidupan yang sia-sia dan berusahalah untuk mengejar kehidupan yang penuh kemanfaatan dalam kebenaran dan kekudusan hakiki. Tentunya hal ini tidaklah mudah, hendaknya kita selalu belajar dan berusaha walaupun kepahitan dan kegetiran menghampiri kita tetapi hendaknya ucapan syukur mendesah dari dalam relung hati kita dan hanya perkataan yang terucap dari lidah dan bibir kita " Terpujilah Allah seru sekalian alam ". 

Karena damai sejahtera hanya hadir dalam relung terdalam dalam hati kita tercerminkan dalam titian kehidupan bak pelangi yang hadir setelah hujan dan badai yang mendera merefleksikan keindahan dalam mayapada yang hanya hadir pada insan yang berkenan dihadapan-Nya.

Tertuang dari kerinduan seorang hamba.









Comments

Popular posts from this blog

What Is Your True Purpose

The Teeter - Totter Syndrome

The God Who Saves