Pesan Yang Tersirat Dalam Liku Kehidupan

Tidak seorangpun pernah menduga apalagi berharap mengalami kekecewaan dalam kehidupannya, kegetiran dan kegagalan maupun kekecewaan yang terkadang datang silih berganti tiada hentinya, atau mungkin kesedihan karena merasa kehilangan seseorang yang dicintai atau mungkin lainnya membuat seseorang terkadang menjadi putus asa, merasa kehilangan sesuatu yang berharga dalam meniti kehidupannya, seolah-olah tiada kepanjangan tangan Allah yang menopang dan menunjang dalam hidupnya, tidak berlaku bahwasanya Allah membaringkan aku pada rumput yang hijau dan menghantar aku pada air yang tenang, tetapi membiarkan kita menjadi layu dan mati seperti rumput yang kering, menghilang bagaikan air yang mengalir ke hilir, tak ada lagi awan yang menutupi langit dan menjadikan hujan yang membasahi bumi dan gunung serta menghijaukan rerumputan, menumbuhkan
semak belukar dan duri  menghalau kelimpahan anggur dan gandum.
Kegalauan kita dalam kegetiran tentunya tidak menyurutkan kita untuk terperosok lebih dalam lagi karena kesemua itu hanyalah ujian bagi kita sebagai sebuah batu loncatan untuk tidak mudah menyerah dalam mengarungi bahtera kehidupan yang tak lekang dari terjangan gelombang dan badai , memporak porandakan kehidupan, tetapi tetaplah bergumul dalam  tanpa berkeluh kesah apalagi hanya berdiam diri merenung kegalauan, gejolak kehidupan tanpa berusaha untuk melakukan sesuatu yang mengarah kepada perubahan keadaan dan tidak pula menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang lain, menjadilah kuat dan teguh hati bukan menjadi kecut dan tawar hati dengan mengucap syukur karena kesemuanya itu adalah nikmat yang Allah berikan karena Dia tidak pernah meninggalkan kita tetapi selalu ada dan menyertai kita selamanya sesuai denga janjiNya, Dia tak pernah berubah karena janjinya Ya dan Amin.
Baik kekecewaan maupun kegagalan yang kita alami hendaknya tidak menyurutkan keimanan kita pada Sang Khalik tetapi sebaliknya meneguhkan dan menguatkan keimanan kita, dan menyadari bahwasanya semua yang kita alami, semua yang kita hadapi dan semua yang kita jalani tidaklah terlepas dari rencana Allah dalam kehidupan kita, ucapan syukur merupakan salah satu cara untuk tetap menjaga keintiman kita dengan Allah, selalu bertindak merendahkan diri dengan bersimpuh dibawah kakiNya, bersujud dan menyembah serta menyadari bahwasanya tiada kekuatan lain selain Dia, menyadari pula bahwa kita hanyalah seonggok tanah liat yang terbentuk karena karya kasih Allah, karena bagi Allah tiada yang tak mungkin, pergumulan kita dalam membangun hubungan dengan Allah hanya dapat tertuang dalam diri kita apabila ada kesadaran untuk tetap menjaga keterikatan kita dengan Allah, Allah dekat dengan kita hanya terpisahkan oleh panjatan doa penuh ketakwaan dan keikhlasan, Allah hanyalah sejauh doa, dan doa hanya terpisahkan oleh lutut kita dengan lantai, dengan kata lain hanya dengan niat dan keinginan kita untuk bersujud menyembah Sang Khalik, membangun menara doa kita dalam memelihara keintiman kita dengan Allah, hanya dengan menyisihkan sedikit waktu pada saat teduh dalam keheningan hati menjauhkan pikiran dan keinginan tubuh dalam satu kesatuan dengan Allah, mungkin akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk menyisihkan waktu dengan berselimutkan kehangatan malam dan dalam buaian mimpi.
Banyak kali kita kehilangan waktu dalam pergumulan dengan Allah karena keengganan untuk melakukannya, merasa terbebani dan membosankan, itu semua hanyalah membutuhkan kesadaran akan pentingnya membangun titian jalinan kasih dengan Allah, perlu pula disadari bahwasanya kita terdiri atas tiga unsur yang saling berkaitan erat dan tak terpisahkan, tiga dalam satu tubuh, tubuh jiwa dan roh yang menyatu sujud menyembah dalam kecintaan akan Allah dan tak terpisahkan satu dengan yang lainnya, tubuh melakukan aktivitas melalui bimbingan  jiwa dan tuntunan roh.
Keintiman dengan Allah akan tersirat dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan kesaksian hidup bagi orang disekitar kita dengan menjaga kesucian tubuh dan jiwa dalam tuntunan roh yang tampa cacat cela karena tubuh kita adalah bait Allah, Allah bersemayam dalam hati kita, bertahta dalam jantung kita, beraktivitas dalam setiap denyut nadi kita dan bermanifestasi dalam jiwa kita, menuntun setiap langkah dalam titian keilahian yang terpancar baik dalam pemikiran, ucapan maupun tingkah laku, dan kesemuanya itu merupakan kemanfaatan dan bukan kesia-siaan.
Kedamaian dibumi tanpa adanya kesia-siaan karena takut akan Allah sesuai dengan Firman Allah, karena kecintaan akan Allah dan menyadari bahwa kebenaran hakiki terkandung dalam FirmanNya.
Ada tiga pesan terkandung dalam tulisan, kecintaan akan Allah membuahkan ketegaran tanpa kenal menyerah, ketekunan dalam menjalin hubungan dengan Allah dalam doa dan menjadi teladan bagi sesama.

Kerinduan seorang hamba akan kedamaian dalam sejahtera Allah


Comments

Popular posts from this blog

What Is Your True Purpose

The Teeter - Totter Syndrome

The God Who Saves