Tembok pembatas seolah memisahkan masing-masing individu dengan keragaman pola pikir yang disertai dengan tindakan, baik rasional ataupun irasional, seakan-akan membungkus rapi karakter yang terselubung didalamnya, tersirat menjadi kamuflase jati diri yang sempurna. Terasa sulit mencari jalan keluar walaupun tampak di pelupuk mata jalan untuk keluar menuju kebebasan dari kabut yang menyelubungi diri sendiri membuahkan derita hati dalam jeritan seolah lolongan serigala yang mengharu biru hati menyelimuti kesedihan yang mendalam.
Posts
- Get link
- X
- Other Apps
"Seorang siswa SD di Cinere, Depok, menusuk temannya hingga sekarat pada Kamis lalu. AMN, 13 tahun, menusuk Saiful Munif, 13 tahun, dengan pisau dapur sebanyak delapan kali di Jalan Puri Pesanggrahan 1, perumahan Bukit Cinere Indah, Depok. Kejadian berawal ketika pelaku tidak terima saat Syaiful meminta agar telepon seluler yang telah diambilnya pada Kamis, 16 Februari 2012 dikembalikan. AMN akhirnya menjemput korban di rumahnya dan mengajak bersama-sama berangkat sekolah. "Di sanalah Syaiful ditusuk. Ia ditemukan oleh satpam perumahan, di dalam selokan," (Tempo, jumat 12 feb 2012)
- Get link
- X
- Other Apps
Sering kali kita mendengar kata cinta dalam pergaulan sehari-hari, tapi apakah kita mengetahui apa makna sebenarnya ? Secara harfiah dapat diartikan sebagai Cerita Indah Nan Tak Ada Habisnya. Hadir karena ketertarikan pandangan akan keindahan dan keelokkan rupa semata. Dapat membuat seseorang membutakan mata dan menulikan telinga. Seperti itulah sebenarnya cinta yang merupakan gejolak emosi, menuntut banyak hal juga dituntut untuk melakukan banyak hal yang mungkin belum patut untuk dilakukan bagi orang-orang yang terlibat dalam hubungan ini dan berprilaku layaknya dunia milik mereka berdua, bahkan terkadang cenderung masa bodoh dengan lingkungan sekelilingnya. Cinta yg dimiliki terkadang cenderung merupakan ikatan emosi yang merupakan gejolak gairah semata.....mungkin ??????....Jikalau saja pelakunya dapat meredam gejolak gairah, keinginan untuk memiliki, keinginan untuk berbuat lebih jauh lagi, ada kecenderungan
- Get link
- X
- Other Apps

Dua sisi kehidupan yang saling bertolak belakang saling mengisi dalam ritme emosi dan pikiran, membaur dalam tingkah laku maupun sikap keseharian kita dan membentuk pola tersendiri dalam bertindak serta pengambilan keputusan atau pula pola pikir individual yang terkadang tidak terkendali. Berusaha untuk saling mendahului seolah olah sebuah pertandingan dalam mengejar prestasi untuk memperoleh piala sebagai sebuah penghargaan tertinggi. Terselubung dalam taktik bertanding
- Get link
- X
- Other Apps
Kita tidak dapat berpaling muka bahwasanya kita hidup dalam ketidak samaan dalam berbagai hal dalam kehidupan kita sehari hari, adanya berbagai perbedaan yang merupakan pelangi dalam kehidupan baik dalam lingkungan sosial maupun dalam lingkungan rumah tangga kita, seolah olah kita melihat refleksi diri sendiri dalam sebuah cermin, memantulkan gambaran diri seolah olah tanpa cacat cela menurut pandangan mata kasat sesuai dengan selera atau keinginan hati kita sendiri.
- Get link
- X
- Other Apps
Pada kenyataannya kehidupan di alam semesta terdiri atas dua unsur kehidupan yang saling bertolak belakang satu dengan yang lainnya dan saling berkaitan tak terpisahkan seolah-olah merupakan satu kesatuan dalam bentuk nyata keagungan sang pencipta. Terpancar dalam kehidupan sehari-hari secara nyata bahwasanya tak akan pernah ada siang hari tanpa adanya kehadiran malam hari atau sebaliknya, tetapi memiliki sifat berbeda dan seiring sejalan saling menunjang dalam suatu keterkaitan harmoni alam semesta. Demikian pula adanya dengan kehidupan makhluk ciptaan Tuhan, mereka hadir saling berpasangan
- Get link
- X
- Other Apps
Tidak seorangpun pernah menduga apalagi berharap mengalami kekecewaan dalam kehidupannya, kegetiran dan kegagalan maupun kekecewaan yang terkadang datang silih berganti tiada hentinya, atau mungkin kesedihan karena merasa kehilangan seseorang yang dicintai atau mungkin lainnya membuat seseorang terkadang menjadi putus asa, merasa kehilangan sesuatu yang berharga dalam meniti kehidupannya, seolah-olah tiada kepanjangan tangan Allah yang menopang dan menunjang dalam hidupnya, tidak berlaku bahwasanya Allah membaringkan aku pada rumput yang hijau dan menghantar aku pada air yang tenang, tetapi membiarkan kita menjadi layu dan mati seperti rumput yang kering, menghilang bagaikan air yang mengalir ke hilir, tak ada lagi awan yang menutupi langit dan menjadikan hujan yang membasahi bumi dan gunung serta menghijaukan rerumputan, menumbuhkan